Jhony pulang dengan kepala tertunduk lesu. Kos'an Jhony sepi, karna mahasiswa-mahasiswa lain pulang ke daerah nya masing-masing. Kemarin sampai satu minggu ke depan kampus libur. Jhony merasa belum cukup keberaniannya untuk pulang ke rumah orang tua nya. Hari ini Jhony sakit hati, karena melihat sang pujaan hati berjalan berdua dengan cowok lain. Sang pujaan hatinya telah menjelaskan semua yang Jhony liat itu salah. Jhony tidak begitu saja percaya. Kali ini Jhony benar-benar patah hati. Jhony membuka file-file foto di kamera kesayangannya. Jhony tersenyum. Jhony membuka lagi kenangan-kenangan bersama Putri. Putri itu sang pujaan Jhony. Putri berparas ayu meski kulitnya gak putih-putih amat. Suara semilir angin disertai hembusannya, mendinginkan hati Jhony. Jhony terlalu fokus ke kamera kesayangannya sehingga tak mendengar langkah kaki.
"Hay..." suara seseorang yang sangat Jhony kenal. Dalam hatinya Jhony bertanya.
"Putri?? ya itu suara Putri tapi apakah mungkin?".
"ko bengong aja nih". Jhony semakin yakin bahwa itu suara Putri. Jhony melihat sepasang kaki di depannya. Jhony terus melihat ke atas, terus ke atas dan....
"Putri?". Jhony tersentak kaget.
"ko kaget gitu sih?".
"mau apa ke sini? gak jalan sama cowok barunya?".
"kamu tuh ya, slalu emosi duluan".
"kamu yang bikin emosi". Kedua nya terdiam.
"Oke deh maaf". Jhony memecah keheningan.
"Oke aku yang salah". Lanjut Jhony.
Memang selama ini, jika ada masalah Jhony yang selalu meminta maaf. Sebear apapun itu masalah dan sesakit apapun itu, Jhony selalu yang meminta maaf.
"Udah gak usah di bahas lagi ya". balas Putri. Semenjak itu, kepercayaan Jhony berkurang. Sedikit-sedikit Jhony berubah. Jhony jadi tambah posesif(gilaaaa).
Malam harinya Jhony, berkeliling sekitar malioboro. Melihat-lihat kebiasaan di malioboro. Saat itu udara sangat dingin. Sebatang rokok di nyalakan Jhony. Hisapan demi hisapan rokok Jhony hanya tinggal setengah. Setelah hisapan rokok terakhir, Jhony mematikan rokoknya. Jhony kembali ke kos'an nya. Kos'annya tepat berdiri di belakang jalan malioboro. Jika ingin jalan-jalan ke malioboro dari kos'an Jhony hanya tinggal berjalan kaki saja. Hp Jhony bergetar. 'Putri is Calling'.
"Putri?, tumben dia nelfon, biasanya juga gue yang nelfon duluan". Jhony mengangkat telfon dari Putri.
"Hallo?". kata Jhony sambil menyalakan rokok nya yang kedua. Raut wajah Jhony berubah. Raut wajah Jhony berubah menjadi raut wajah kaget, dengan terburu-buru Jhony menutup telfonnya. Jhony mengambil motor nya yang terparkir di teras kos'an nya. Jhony mengendarai Skutik nya dengan kecepatan tinggi. Jhony menuju rumah sakit ternama di jogja. Jhony menuju ruangan UGD. Sesampainya di UDG, Jhony menghampiri Putri yang terbaring lemah. ternyata penyakit Putri kambuh, penyakit yang Putri tutup-tutupi dari Jhony. Jhony memegang erat tangan Putri.
"Put.. aku udah di sini..". Suara Jhony begiru halus. Tak seperti biasanya. Mendengar itu Putri hanya tersenyum. Jhony memanggil suster, dan kata suster itu, Putri sedang dalam masa observasi. Jhony merasa sedih melihat Sang pujaannya terbaring lemah. Tangan Jhony mengelus lembut rambut Putri yang panjang.
"Maaf ya selalu bikin kamu repot". kata Putri dengan terbata-bata.
"Udah.. gak usah dibahas ya..". balas Jhony. Tak lama kemudian, dokter datang.
"Maaf, keluarga dari sodari Putri mana ya?". Tanya dokter.
"Saya dok". jawab Jhony.
"Maaf anda siapanya Putri?".
"Saya tunangannya dok". Jhony terpaksa berbohong.
"Bisa kita bicara sebentar?".
"Bisa dok".
Jhony dan Dokter berbincang-bincang. Putri hanya bisa terbaring lemah. Setelah di beri suntikan Putri tertidur. Jhony kembali pada Putri. Tatapan mata Jhony begitu sayu. Sayu karena sedih. Diumnya kening Putri seraya berkata.
"Aku gak akan ninggalin kamu". Tangan Jhony kembali menggenggam erat tangan Putri. Jhony pun tertidur di sebelah Putri.
Putri terbangun. di lihatnya jam tangan yang melingkar di tangan kiri nya. Jarum jam menunjukan pukul 5.00 shubuh. Putri merasa kepalanya tak sakit lagi. Putri membangunkan Jhony. Jhony pun terbangun.
"Udah bangun put?". tanya Jhony.
"Udah". jawab Putri.
"Kepalanya udah gak apa-apa?".
"Udah agak mendingan".
"Ya udah nanti jam 7 kita balik ke kos'an kamu put, nunggu apotiknya buka.. hehe..". balas Jhony sambil tertawa.
"iya". jawab Putri singkat.
Apotik pun buka, Jhony menjadi pelanggan pertama hari itu. Setelah obat Putri di tangan, Jhony kembali ke tempat Putri berbaring. Putri sudah rapi. Jhony membawa kursi roda untuk Putri. Jhony mengambil motor Skutik nya. Tak lama kemudian, sampai juga Jhony di kos'an Putri. Jhony membereskan tempat tidur Putri. Setelah itu disuruhnya Putri untuk tidur. Jhony tak tega meninggalkan Putri sendirian. Selama 2 hari Jhony menginap di sana. Akhirnya Putri sembuh, sembuh total. Jhony merasa senang karna dia merasa bisa berguna untuk Putri. Jhony dan Putri merasa seperti sudah saat nya mereka serius dengan hubungan ini. Jhony menyelsaikan S1 nya dan Purti pun sama. Jhony yang semasa kuliah nya hidup pas-pas'an, ternyata di balik hidupnya yang prihatin, Jhony menabungkan semua bekal dan uang hasil kerja sampingannya. Kini Jhony menjadi pengusaha dengan modal uang tabungannya ini. Karena sudah merasa mantap, Jhony melamar Putri. Karena orang tua kedua belah pihak sudah saling mengenal dan sudah dekat semenjak mereka pacaran. Akhirnya Jhony dan Putri menikah dan penyakit Putri pun bisa di sembuhkan. Jhony berhasil mewujudkan mimpinya semasa SD dulu. Dahulu Jhony bermimpi, ingin kuliah di jogja, tinggal di jogja, dan punya istri orang jogja, karena Jhony cinta Jogja.
No comments:
Post a Comment